APLIKASI SISTEM INFORMASI BERBASIS
ANDROID PADA
KRL COMMUTER LINE JABODETABEK
DI STASIUN UNIVERSITAS INDONESIA
I.
Latar belakang
Sistem informasi merupakan perpaduan antara teknologi informasi dengan
aktivitas manusia dalam menggunakan sebuah teknologi untuk mendukung operasi
dan manajemen. Dalam pengertian ini, sistem informasi digunakan supaya
manusia dapat berinteraksi dengan teknologi salah satunya befungsi untuk menunjang sistem transportasi. Sistem transportasi yang
berkembang di Indonesia diantaranya adalah sistem informasi
perkeretaapian.
Perkeretaapian di Indonesia dikelola secara penuh
oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kereta api penumpang di Indonesia dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan
sistem kerja lokomotifnya. Yang pertama, Kereta Rel Diesel
(KRD) yang merupakan rangkaian
kereta api penumpang, yang pada setiap gerbong kereta terdapat penggerak berupa
traksi motor pemutar roda gandar untuk menjalankan gerbong secara serempak. Sumber tenaga untuk menjalankan sistem penggerak
tersebut berupa sumber listrik internal yang berasal dari pembangkit diesel
yang dipasang pada setiap gerbong. Oleh sebab, itu kereta api ini disebut dengan
nama Kereta Rel Diesel (KRD) dan kereta api jenis ini mampu beroperasi untuk mengangkut
penumpang jarak jauh. Yang kedua, Kereta Rel Listrik (KRL), kereta ini memiliki penggerak yang sama seperti KRD dengan
menggunakan traksi motor pemutar roda gandar pada setiap gerbongnya. Hanya saja sumber tenaganya berasal dari listrik
eksternal yang terdapat di kolong gerbong. Yang ketiga, Kereta Diesel yang merupakan
rangkaian kereta api yang ditarik oleh lokomotif dengan menggunakan mesin
penggerak berupa diesel yang berbahan bakar solar. Terdapat dua jenis lokomotif
diesel, yaitu Lokomotif Diesel Elektrik dan Lokomotif Diesel Hidrolik. Yang
terakhir ada Kereta Uap yang merupakan rangkaian kereta penumpang yang
menggunakan lokomotif uap sebagai penarik gerbongnya. Lokomotif uap bekerja
dengan cara memanfaatkan tekanan uap dari ketel besar yang digunakan untuk
menggerakkan piston yang akan mendorong dan menarik roda lokomotif sehingga
bisa berputar.
KA Commuter Jabodetabek atau
seringkali disebut KRL Commuter Line adalah kereta rel listrik yang
dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia. KRL beroperasi di wilayah Jabodetabek
sejak tahun 1976, hingga saat ini melayani rute Comuter di wilayah DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Lebak, serta
Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. PT KCJ (Kereta Api Commuter
Jabodetabek) pada tahun 2012 telah melakukan continual improvement atau standar kualitas dibidang pelayanan KRL
Commuter Line. Dimana pada tahun tersebut telah, dilakukan persiapan penerapan sistem
teknologi informasi di bidang pelayanan, seperti eticketing, prototype passenger information display (PID) pada KRL,
loket dan stasiun, help desk untuk
pengelolaan komplain penumpang, serta terbitnya media sosial sehingga informasi
kepada penumpang cepat, tepat dan akurat.
KRL
Commuter Line memiliki 10-12 gerbong dan tiap gerbongnya dapat mengangkut 125
penumpang. Tetapi, pada jam-jam tertentu KRL dapat mengangkut lebih dari 125 penumpang tiap
gerbongnya dan itu sudah melewati kapasitas pada umumnya. Salah satunya rute Commuter Bogor-Jakarta,
banyak masyarakat khusunya mahasiswa turun di Stasiun UI, apalagi pada hari
kerja yaitu senin sampai jumat jumlah penumpang bisa melebihi batas maksimum.
Masyarakat
pengguna KRL banyak yang merasa kecewa dengan pelayanan transportasi yang satu
ini, salah satunya adalah kesalahan teknis pada KRL yang menyebabkan gangguan pada
saat KRL sedang melaju, sehingga masyarakat yang ingin melakukan akivitas seperti, menuntut
ilmu, bekerja, berbelanja dan lain-lain terhambat untuk melakukan aktivitasnya. Tak bisa dipungkiri dalam satu gerbong KRL yang sangat
padat, ada saja kesalahpahaman antar penumpang dan menimbulkan keributan mulai
dari yang kecil hingga yang besar, seperti pelecehan seksual pun pernah terjadi
didalam KRL yang sangat padat ini. Walaupun telah disediakan gerbong khusus wanita, tapi ada saja kaum wanita yang menaiki gerbong umum, dikarenakan gerbong wanita sudah terlalu padat.
Tidak
adanya sistem yang menangani masalah tersebut, maka masayarakat yang sering mengalami
pengalaman buruk di KRL merasa kebingungan, karena disisi lain KRL merupakan
transportasi yang memiliki tarif murah, dan menghemat waktu dibandingkan alat
transportasi umum lainnya yang terkadang sering mengalami kemacetan.
Kekecewaan
masyarakat terhadap pelayanan KRL dapat diatasi dengan adanya sebuah sistem
yang mengatur penjadwalan keberangkatan, dan menghitung jumlah penumpang yang
ada ditiap-tiap gerbong KRL sehingga penumpang dapat mengetahui jika gerbong
sudah sangat penuh. Sistem ini dikemas dalam sebuah aplikasi pada smartphone, dan dapat digunakan oleh
para penumpang. Masinis dan Petugas KRL pun dapat menggunakanya untuk
mengetahui jumlah penumpang yang ada didalam KRL, agar mereka tidak membiarkan
penumpang untuk masuk ke dalam gerbong KRL yang sudah terisi penuh. Jika
aplikasi ini berjalan dengan baik, diharapkan PT KCJ dapat menambah jumlah gerbong
ataupun kereta apinya itu sendiri.
Kendala
dalam menjalankan aplikasi ini tedapat pada waktu untuk melakukan penelitian
dan waktu dalam pengerjaan aplikasi. Kemudian, kendala dalam pembuatan alat
sensor yang
berguna untuk mengetahui jumlah penumpang yang ada ditiap-tiap gerbong KRL yang
nantinya akan terhubung dengan aplikasi. Lalu, kendala dalam mendapatkan izin
dari PT KCJ untuk memasang alat sensor, diterima atau tidaknya alat sensor ini
semuanya ada pada keputusan PT KCJ apalagi pembuatan alat sensor ini
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
II. Pembahasan
Pengguna KRL di stasiun Universitas Indonesia rata-rata
adalah mahasiswa dan karyawan. Penumpang
dengan keberangkatan dari Stasiun Bogor menuju ke Stasiun UI dapat menaiki KRL
tujuan Jakarta Kota, Tanah Abang, Duri, dan Jatinegara. Stasiun-stasiun yang
dilewati KRL untuk menuju ke Stasiun UI adalah sebagai berikut, Stasiun Bogor, Cilebut, Bojonggede, Citayam,
Depok, Depok Baru, Pondok Cina, dan sampailah di Stasiun Universitas Indonesia.
Jadwal keberangkatan pertama KRL dari Bogor menuju Jakarta Kota pada pukul
05.00 WIB. Pada waktu itulah, aktivitas manusia dimulai, mulai dari menuntut
ilmu, bekerja, belanja, dan lain-lain. Manusia menginginkan
transportasi yang cepat, efisien dan murah. Salah satunya dengan menggunakan
jasa transporatsi KRL. Namun, dalam penggunaan
transporatsi KRL ini sering terjadi kekacauan karena kepadatan penumpang
ditiap-tiap gerbongnya. Untuk itu sistem yang akan
dibuat untuk mengatasi masalah ini haruslah memiliki poin-poin yang dibutuhkan
masyarakat agar merasa nyaman didalam KRL ini.
Sistem ini dikemas dalam bentuk aplikasi berbasis Android dapat digunakan
oleh siapapun, baik pengguna Android maupun iOS. Aplikasi dengan menggunakan sistem yang dapat mengatur jadwal
keberangkatan, pemberitahuan jumlah penumpang yang ada ditiap-tiap gerbong KRL,
dan sistem ini juga didukung dengan bahasa pemrograman XML dan Java. XML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk mendeskripsikan
dan memanipulasi dokumen secara terstruktur. Dan Java adalah bahasa pemrogram berorientasi object (OOP)
yang bersifat case sensitive, artinya huruf
besar dan huruf kecil dibedakan. Dimana XML berfungsi untuk mendesain layout
dan java berfungsi untuk pemrosesan. Jadi, untuk membuat aplikasi Android
benar-benar dituntut ketelitian dalam pengetikan koding. Aplikasi ini dilengkapi dengan alat sensor
yang dipasang ditiap-tiap gerbong KRL agar jika terjadi kelebihan jumlah
penumpang, maka alat sensor akan berbunyi dan secara otomatis akan terhubung pada aplikasi, yang memberikan
pesan pemberitahuan yang menyatakan bahwa tiap-tiap gerbong sudah terisi penuh.
Aplikasi ini pun tidak berbayar, gratis bagi semua orang yang ingin mengunduh.
III.
Diskusi
Terealisasinya
Aplikasi ini merupakan hal yang tidak mudah, karena mendapatkan izin dari PT KCJ cukup sulit, mulai dari pembuatan proposal, dan
menjelaskan tujuan dari pembuatan aplikasi, semuanya harus dijelaskan kepada PT
KCJ. Tetapi, akankah mereka mau menerima ide pembuatan aplikasi ini dan mau bekerja sama untuk jangka waktu yang lama, semua ada pada keputusan mereka.
Respon tentang ide ini juga sangat dibutuhkan. Mulai dari penyebaran
kuisoner, bertanya langsung dan usaha lainya untuk mendapatkan pendapat mereka.
Terkadang ada saja salah satu dari mereka menganggap pembuatan aplikasi ini
tidak penting dan membuang-buang biaya. Tetapi ada juga dari mereka, rata-rata kaum wanita yang mendukung pembuatan aplikasi ini, mereka beranggaapan aplikasi ini sangat dibutuhkan agar hal-hal buruk yang sering terjadi didalam KRL tidak terulang lagi.
IV.
Kesimpulan
Aplikasi Sistem Informasi Berbasis
Android ini akan berjalan dengan baik pada KRL apabila pengguna aplikasi ini menggunakanya
dengan baik dan tidak menyalahgunakanya. Alat sensor yang akan dipasang
ditiap-tiap gerbong pun harus memiliki izin dari PT KCJ. Kerja sama yang baik
dengan PT KCJ sangat dibutuhkan untuk lancarnya kelangsungan pembuatan aplikasi
ini.
Diharapkan aplikasi ini sangat
bermanfaat untuk masyarakat, sehingga masyarakat tidak merasa kecewa lagi
dengan pelayanan KRL, dan merasa
nyaman
dengan alat transportasi yang satu ini. Dan diharapkan juga aplikasi dan alat sensor dapat diterapkan pada semua gerbong KRL disemua Stasiun Jabodetabek. Karena, pada saat ini sistem pembuatan aplikasi ini baru akan dicoba di Stasiun Universitas Indonesia.
V.
Daftar Referensi
Edhy Sutanta, S.T. 2003. Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Note : Tulisan ini secara resmi dibuat oleh Maidzola, barang siapa yang ingin
mengutip tulisan ini harap disertai dengan link postingan sebagai sumbernya,
jika tidak anda sudah melakukan tindakan plagiarisme.