Kamis, 19 Januari 2017

Cobit Tugas 2 (vclass)

IT Audit Tools (Software) Tool-tool yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan Audit Teknologi Informasi. Tidak dapat dipungkiri, penggunaan tool-tool tersebut memang sangat membantu Auditor Teknologi Informasi dalam menjalankan profesinya, baik dari sisi kecepatan maupun akurasinya. Berikut beberapa software yang dapat dijadikan alat bantu dalam pelaksanaan audit teknologi informasi.
·                     ACL
ACL (Audit Command Language) merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam sumber.
ACL for Windows (sering disebut ACL) adalah sebuah software TABK (TEKNIK AUDIT BERBASIS KOMPUTER) untuk membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sistem informasi berbasis komputer atau Pemrosesan Data Elektronik.
·                     Picalo
Picalo merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) seperti halnya ACL yang dapat dipergunakan untuk menganalisa data dari berbagai macam sumber.
·                      Powertech Compliance Assessment
Powertech Compliance Assessment merupakan automated audit tool yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public authority to libraries, user security, system security, system auditing dan administrator rights (special authority) sebuah serverAS/400.
·                     Nipper 
Nipper merupakan audit automation software yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router. Nipper (Jaringan Infrastruktur Parser) adalah alat berbasis open source untuk membantu profesional TI dalam mengaudit, konfigurasi dan mengelola jaringan komputer dan perangkat jaringan infrastruktur.
·                     Nessus
Nessus merupakan sebuah vulnerability assessment software, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mengecek tingkat vulnerabilitas suatu sistem dalam ruang lingkup keamanan yang digunakan dalam sebuah perusahaan
·                     Metasploit
Metasploit Framework merupakan sebuah penetration testing tool, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mencari celah keamanan.
·                     NMAP
NMAP merupakan open source utility untuk melakukan security auditing. NMAP atau Network Mapper, adalah software untuk mengeksplorasi jaringan, banyak administrator sistem dan jaringan yang menggunakan aplikasi ini menemukan banyak fungsi dalam inventori jaringan, mengatur jadwal peningkatan service, dan memonitor host atau waktu pelayanan. 
·                     Wireshark
Wireshark merupakan aplikasi analisa netwrok protokol paling digunakan di dunia, Wireshark bisa mengcapture data dan secara interaktif menelusuri lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer, berstandartkan de facto dibanyak industri dan lembaga pendidikan.

Referensi :


Cobit Tugas 1 (vclass)

COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.

COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.

Kerangka Kerja COBIT

Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:

·         Control Objectives

Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.

·         Audit Guidelines

Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.

·         Management Guidelines

Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

-          Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
-           Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
-          Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors ).
-          Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
-          Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
-          Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

Referensi :

Testing Program 2 (vclass)

Bottom up integration memulai konstruksi dan pengujian dengan modul atomic (modul pada tingkat paling rendah pada struktur program). Karena modul diintegrasikan dari bawah ke atas, maka pemrosesan yang diperlukan untuk modul subordinate ke suatu tuingkat yang diberikan akan selalu tersedia dan kebutuhan akan stub dapat dieliminasi.
Contoh :

  1. Komponen dikombinasikan untuk membentuk cluster 1, 2 dan 3.
  2. Tiap cluster dites dengan menggunakan driver.
  3. Driver D1 dan D2 dihilangkan dan cluster dihubungkan langsung ke Ma.


Referensi :
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:L5wIr0ONkCUJ:eprints.binadarma.ac.id/709/1/SOFTWARE%2520QUALITY%2520ASSURANCE%2520MATERI%25205.pptx+&cd=6&hl=en&ct=clnk&gl=id

Testing Program 1 (vclass)



Top down integration adalah pendekatan incremental dengan menggerakkan ke bawah melalui hirarki control, dimulai dengan control utama. Strategi intergrasi top-down memeriksa control mayor atau keputusan pada saat awal di dalam proses pengujian. Pada struktur program yang difaktorkan dengan baik, penarikan keputusan terjadi pada tingkat hirarki yang lebih tinggi sehingga terjadi lebih dulu.
Contoh: 

Pilihan path (jalur) utama dapat secara acak dan tergantung spesifikasi aplikasi.
Pada contoh dipilih path sebelah kanan yaitu modul M1, M2, M5 yang akan dipadukan pertama. Berikutnya M8 (jika diperlukan M2 juga dapat) atau M6 yang akan dipadukan. Selanjutnya path pusat dan sebelah kiri dikerjakan. Breadth first integration akan memadukan seluruh modul yang sejajar. Dari contoh diatas modul M3, M4 (yang digantikan dengan S4) yang akan dipadukan, berikutnya M1, M5, M6, dan seterusnya,
1.      Modul utama digunakan sebagai test driver dan stub yang menggantikan seluruh modul yang secara langsung berada di bawah control modul.
2.      Tergantung kepada perpaduan yang dipilih (dept atau breadth) subordinat stub diganti atau dipindahkan dengan modul yang sebenarnya.
3.      Uji coba dilakukan selama masing-masing modul dipadukan.
4.      Pada penyelesaian masing-masing uji coba stub yang lain dipindahkan dengan modul sebenarnya.
5.      Uji coba regression yaitu pengulangan uji coba untuk mencari kesalahan-kesalahan lain yang mungkin timbul.
Proses yang dimulai dari langkah nomor 2 akan berulang hingga seluruh struktur program selesai dibuat. Diaumsikan pendekatan depth first yang dipergunakan dan sebagian melengkapi struktur s7 yang berikut akan digantikan dengan modul yang berhubungan m7. M7 sendiri mempunyai stub yang akan digantikan dengan modul yang berhubungan. Yang paling penting setiap terjadi pergantian, uji coba harus dikerjakan untuk menperifikasi interface. Strategi top down intergration akan menverifikasi control utama dan keputusan pada saat proses uji coba. Pada struktur program yang dibuat dengan baik keputusan akan dikerjakan pada tingkat atas hierarki. Jika pendekatan dept first integration dipilih fungsi-fungsi yang melengkapi perangkat lunak harus dilengkapi dan dipertunjukkan. Fungsi stub adalah untuk menggantukan modul pada tingkat yang paling bawah yang diujicobakan.






Referensi :


Selasa, 10 Januari 2017

Tugas 3 Pengantar Telematika

1.      Jelaskan bagaimana proses komunikasi antara user dengan mesin (perangkat telekomunikasi dan komputer) sehingga user dapat mengakses layanan telematika!
2.      Apa fungsi dasar hukum (UU ITE) yang digunakan apabila ada penyalahgunaan dalam layanan telematika, jelaskan!
3.      Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan layanan telematika!

Jawab

1.       
Proses komunikasi antara user dengan mesin (perangkat telekomunikasi dan computer) dibagi menjadi 2 berdasarkan arahnya, yaitu duplex dan simplex, yang mana komunikasi simplex cara kerjanya  adalah sinyal-sinyal dikirim hanya satu arah saja dalam waktu yang bersamaan. Karena melalui satu arah saja, komunikasi ini tidak terjadi secara interaktif, informasi hanya disampaikan melalui satu titik saja.

Biasanya metode simplex ini dimanfaatkan oleh teknologi seperti Televisi dan Radio. Konsep ini bisa diterapkan pada metode broadcasting penyiaran televisi dan radio. Dimana satu sumber memberikan informasi kepada pendengar/penonton saja, namun dari pihak pendengar/penonton tidak dapat berkomunikasi atau memberikan informasi secara langsung melalui jalur tersebut.
Dan untuk komunikasi duplex cara kerjanya seperti ini :  Dimana antara penerima dan pengirim dapat saling bertukar informasi dan saling berkomunikasi. Jadi komunikasi ini dilakukan secara dua arah.
Metode duplexing ini terbagi menjadi dua, yaitu:
·         Half-Duplex (dua arah secara bergantian)


Metode ini memungkinkan komunikasi antara dua belah pihak yaitu pengirim dan penerima dapat saling berbagi informasi dan berkonukasi secara interaktif, tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan. Contoh alat komunikasi yang memanfaatkan metode half-duplex ini adalah walkie-talkie. Dimana salah satu penggunanya harus menekan tombol terlebih dahulu baru kemudian berbicara, sementara pihak yang lain mendengarkan. Intinya kedua pengguna walkie-talkie ini, pada satu waktu hanya satu pihak yang dapat berbicara sedangkan pihak yang lain hanya bisa mendengarkan saja. Apabila keduanya mecoba berkomunikasi secara bersama-sama, dalam artian mereka mencoba berbicara secara bersamaan, maka akan terjadi tabrakan.

·         Full-Duplex (dua arah secara bersamaan)


Metode ini memungkinkan komunikasi antar kedua belah pihak dapat saling berbagi informasi dan berkomunikasi secara interaktif dan dalam waktu yang bersamaan. Alat komunikasi yang menggunakan metode ini adalah telephone, handphone, dan sebagainya. Umumnya alat yang memanfaatkan metode komunikasi ini menggunakan dua jalur komunikasi. Komunikasi full-duplex juga dapat diraih dengan menggunakan teknik multiplexing, di mana sinyal yang berjalan dengan arah yang berbeda akan diletakkan pada slot waktu (time slot) yang berbeda. Kelemahan teknik ini adalah bahwa teknik ini memotong kecepatan transmisi yang mungkin menjadi setengahnya.

2.       
Apabila terdapat penyalahgunaan dalam layanan telematika satu langkah yang dianggap penting untuk menanggulanginya adalah mewujudkannya rambu-rambu hukum.
Dan sekarang Indonesia telah mewujudkan rambu-rambu tersebut  dengan membuat  Undang-undang Transaksi dan Informasi Elektronik (UU No. 11 Tahun 2008 yang disebut sebagai UU ITE). Hal yang mendasar dari UU ITE ini sesungguhnya merupakan upaya mengakselerasikan manfaat dan fungsi hukum (peraturan) dalam kerangka kepastian hukum.
Fungsi dasar UU ITE terkait penyalahgunaan layanan telematika adalah sebagai dasar hukum untuk menyelesaikan berbagai persoalan seperti penyalahgunaan tersebut, selain itu dengan UU ITE diharapkan seluruh persoalan terkini berkaitan dengan aktitivitas di dunia maya dapat diselesaikan. Oleh karena itu UU ITE ini merupakan perlindungan yang diberikan Negara kepada seluruh masyarakat Indonesia dalam rangka menjamin kepastian hukum, dimana sebelumnya hal ini  menjadi kerisauan semua pihak, khususnya berkenaan dengan munculnya berbagai kegiatan berbasis elektronik.
3.     
·         Faktor moral
pengguna menjadi faktor utama terjadinya penyalahgunaan telematika. Para pengguna yang tidak bertanggung jawab tidak jarang memanfaatkan fasilitas layanan telematika untuk melakukan cybercrime.
·         Faktor pengawasan dan pendidikan
Lemahnya pengawasan dan pendidikan yang diberikan orang tua juga menjadi penyebab terjadinya penyalahgunaan ini, hal ini menyebabkan adanya kesempatan bagi sesorang untuk menyalahgunakan layanan telematika.
·         Faktor Pengaruh Komunitas / Lingkungan

Jumat, 18 November 2016

Tugas Analisis Kinerja Sistem (Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia)

TUGAS MATA KULIAH ANALISIS KINERJA SISTEM
Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia


NAMA ANGGOTA KELOMPOK 6 (BALI) :
                                   
                             Andhika Dwi. R           10113842  
                             Maidzola                       15113240  
                             Imam Handika             14113307
                             Fahmi Hermawan        19113874
                             Kemal Reza Pratomo   14113790

KELAS 4KA10



1.1  Unit Analisis E-Government dan Kategorisasi

Unit Analisis E-government telah memiliki bobot nilai begitu juga dengan kategorisnya. Bobot nilai yang diberikan disesuaikan dengan penilain berdasarkan analisis yang dilakukan. Berikut tabel unit analisis e-government dan kategorinya untuk Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem.


Tabel 1.2 Perhitungan Unit Analisis dan Kategorisasi Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar, dan Kabupaten Karangasem


Analisis :
Untuk kategori Potensi Daerah pada unit analisis Informasi Menu Utama dalam Website, Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total yang lebih besar dibandingkan 2 Website lainnya yaitu sebesar 90, dan Provinsi Bali memiliki jumlah total terendah yaitu 80, tetapi pada kategori Komoditas Utama Provinsi Bali memiliki jumlah total yang lebih besar dibandingkan yang lainnya yaitu sebesar 85, dan Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total terendah yaitu sebesar 75. Dan pada kategori Kualitas SDM Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total yang lebih besar dibandingkan yang lainnya yaitu sebesar 90, dan Provinsi Bali menjadi yang terendah untuk kedua kalinya yaitu hanya memperoleh jumlah total sebesar 80. Untuk nilai total unit analisis Informasi Menu Utama dalam Website, Website Kabupaten Karangasem memiliki perolehan nilai total terbesar dibandingkan 2 Website lainya yaitu sebesar 85.5%, sedangkan Website Provinsi Bali memiliki nilai total terendah yaitu sebesar 81.5%.
Untuk kategori Tahap I pada unit analisis Informasi Tambahan dalam Fasilitas Web, Website Provinsi Bali dan Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total yang sama, yaitu sebesar 80, sedangkan Website Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total terendah dibandingkan ke 2 Website tersebut yaitu 75. Kategori Tahap II Website Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total yang lebih besar dibandingkan yang lainnya yaitu sebesar 90, dan Kabupaten Karangasem menjadi yang terendah untuk yang kedua kalinya, pada Kategori Tahap II Kabupaten Karangasem hanya memiliki jumlah total sebesar 65. Kategori Tahap III lagi-lagi Website Denpasar memiliki jumlah total terbesar dibandingkan yang lainnya yaitu sebesar 90. Nilai total untuk Unit analisis Informasi Tambahan dalam Fasilitas Web, Website Kabupaten Denpasar memiliki perolehan nilai total terbesar dibandingkan Website lainya yaitu sebesar 88%,  dan Kabupaten Karangasem memiliki nilai total terendah yaitu sebesar 74.5%.
Untuk kategori G2C pada unit analisis Penyediaan Hubungan, Website Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total lebih besar yaitu 90 jika dibandingkan dengan 2 web lainnya yaitu Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem yang sama-sama memiliki jumlah total sebesar 80. Lalu, pada kategori G2B Website Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total terbesar di antara ketiga web tersebut dengan nilai 90, dimana Website Provinsi Bali memiliki jumlah total 85 sedangkan Website Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total terendah dengan nilai 70. Selanjutnya, pada kategori G2G ketiga web tersebut memiliki jumlah total yang sama sebesar 85. Nilai total untuk unit analisis Penyediaan Hubungan, Website Kabupaten Denpasar kembali memiliki perolehan nilai total terbesar di antara ketiga web tersebut yaitu sebesar 88.5%, sedangkan lagi-lagi Kabupaten Karangasem memiliki nilai total terendah yaitu sebesar 78.5%.
Untuk unit Aksesibilitas mempunyai beberapa kategori yaitu keceptan website pada saat dibuka pertama kurang dari 10 detik kedua 10 sampai dengan 30 detik dan yang ketiga lebih dari 30 detik. Ketiga web memiliki nilai yang sama yaitu 100, dikarenakan isi pada web tidak terlalu banyak dan tidak ada iklan-iklan yang bermunculan seperti web lainnya, Jadi total nilai pada kategori ini sama semuanya mempunyai nilai 100%.
Untuk kategori Animasi pada unit analisis Design, Website Bali dan Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total yang sama yaitu 80, sedangkan Website Karangasem hanya memperoleh jumlah total sebesar 75. Lalu, pada kategori Grafis Website Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total terbesar di antara ketiga web tersebut dengan nilai 90, dimana Website Provinsi Bali memiliki jumlah total 85 sedangkan Website Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total terendah dengan nilai 75. Selanjutnya, pada kategori Teks Lengkap, Website Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total tertinggi dibanding dua website lainnya, yaitu sebesar 90, dan dua website lainnya memiliki jumlah total yang sama yaitu sebesar 85. Nilai total untuk unit analisis Design, Website Kabupaten Denpasar kembali memiliki perolehan nilai total terbesar diantara ketiga web tersebut yaitu sebesar 86.5%, sedangkan Kabupaten Karangasem kembali memiliki nilai total terendah yaitu sebesar 81%.
Untuk kategori 1 Tingkat pada unit analisis Jumlah Tingkatan Informasi, Website Kabupaten Denpasar memiliki jumlah total lebih besar yaitu 85 jika dibandingkan dengan 2 web lainnya, yaitu Provinsi Bali sebesar 84 dan Kabupaten Karangasem sebesar 83. Lalu, pada kategori 2 Tingkat Website Kabupaten Denpasar kembali memiliki jumlah total terbesar di antara ketiga web tersebut dengan nilai 86, sedangkan Website Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total 83, dan Website Provinsi Bali memiliki jumlah total terendah dengan nilai 82. Selanjutnya, pada kategori 3 Tingkat Website Provinsi Bali dan Kabupaten Denpasar memilki jumlah total yang sama yaitu sebesar 84, sedangkan Website Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total terendah yaitu sebesar 80. Kemudian, untuk kategori yang terakhir yaitu 4 Tingkat, Website Kabupaten Karangasem memiliki jumlah total tertinggi dibandingkan dua website lainnya yaitu sebesar 84, dan dua website lainnya memiliki jumlah total yang sama yaitu sebesar 83. Nilai total untuk unit analisis Jumlah Tingkatan Informasi, Website Kabupaten Denpasar kembali memiliki perolehan nilai total terbesar di antara ketiga web tersebut yaitu sebesar 84.4%, dan Website Provinsi Bali memiliki perolehan nilai total tertinggi kedua setelah Website Kabupaten Denpasar yaitu sebesar 83.2%, sedangkan lagi-lagi Kabupaten Karangasem memiliki nilai total terendah yaitu sebesar 82.4%.
Untuk total nilai pada semua kategori nilai tertinggi berada pada Website Denpasar dengan nilai 87% dimana pada Website Denpasar hampir semua kategori nilai tertinngi berada pada website ini karena tampilannya yang simple, user friendly dan padat membuat Website Denpasar berada pada nilai yang tinggi, lalu total nilai terendah ada pada Website Karangasem dengan nilai 82.4% dimana beberapa kategori mendapatkan nilai yang kurang memuaskan seperti pada Informasi Tambahan pada Website yang hanya mendapatkan nilai 74.5% berbanding jauh dengan Website Denpasar yang mempunyai nilai 88%, dan yang terakhir Website Bali dimana mempunyai total nilai 84.1%, hampir disemua kategori Website Bali ini tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.




Tabel 1.3 Isi Minimal pada Setiap Situs Web Pemerintah

Analisis :
Menurut panduan dari KOMINFO (2003) isi pada setiap situs website pemerintah daerah minimal mempunyai konten : Selayang pandang, Pemerintahan Daerah, Geografi, Peta Wilayah dan Sumber daya, Peraturan/Kebijakan Daerah dan Buku Tamu.

1.      Selayang Pandang
Dari tabel diatas berdasarkan data e-government yang ada antara Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem, jika kita lihat berdasarkan unit analisisnya pada kelengkapan data selayang pandang, Kabupaten Denpasar memiliki konten yang lebih lengkap dibandingkan Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem. Bisa dilihat pada kategori analisis tidak terdapatnya point Motto, Arti Lambang dan Lokasi dalam bentuk peta pada Provinsi Bali, dan pada Kabupaten Karangasem tidak terdapatnya point Motto dan pada Kabupaten Denpasar point-point tersebut ada.

2.      Pemerintahan Daerah
Berdasarkan unit analisis yang kedua yaitu pemerintahan daerah, Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem tidak memiliki kategori analisis pada point Nama, Alamat, Telepon, E-mail dari Pejabat Daerah, dan Biodata dari Pimpinan Daerah, sedangkan ketiganya lengkap pada point Eksekutif dan Legislatif.
3.      Geografi
Untuk unit analisis ini, bisa dilihat pada kategori analisis, tidak terdapatnya point Cuaca dan Iklim untuk Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem, dan tidak terdapatnya point Ada Informasi Berupa Numeris/ Statistic dan Harus Mencantumkan Nama Instansi dari Sumber Datanya pada Provinsi Bali. Kemudian, pada Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar dan Karangasem tidak terdapat kategori analisis pada point Demografi. Jadi, untuk kelengkapan pada unit analisis Geografi, Kabupaten Denpasar lebih lengkap dibanding Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem.
4.      Peta Wilayah dan Sumberdaya
Pada unit analisis ini Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem memiliki kesamaan yaitu terdapatnya kategori analisis pada point Peta Wilayah, dan tidak terdapatnya point Bentuk Peta Sumberdaya, dan pada Provinsi Bali kedua point tersebut tidak ada. Jadi, untuk kelengkapan unit analisis Peta Wilayah dan Sumberdaya, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem lebih lengkap dibandingan Provinsi Bali.
5.      Peraturan / Kebijakan Daerah
Pada unit analisis ini Kabupaten Karangasem memiliki kategori analisis pada point Peraturan Daerah (Perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan, sedangkan Provinsi Bali dan Kabupaten Denpasar tidak memiliki point tersebut. Jadi, untuk kelengkapan pada unit analisis Peraturan / Kebijakan Daerah, Kabupaten Karangasem lebih lengkap dibandingkan Provinsi Bali dan Kabupaten Denpasar.
6.      Buku Tamu

Dilihat dari tabel diatas untuk unit analisis yang terakhir ini, Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem memiliki kelengkapan yang sama yaitu sama-sama memiliki point Forum, tetapi untuk point Buku Tamu hanya Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem saja yang memiliki point tersebut, sedangkan Provinsi Bali tidak memilikinya. Jadi, untuk kelengkapan pada unit analisis Buku Tamu, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem lebih lengkap dibanding Provinsi bali. 



Kesimpulan :
Kesimpulan hasil analisis dari Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan Website pemerintahan Kabupaten Denpasar memiliki data yang lebih lengkap dari Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem. Hal ini dapat dibuktikan dengan kelengkapan data yang dimiliki oleh Kabupaten Denpasar diunit analisis Selayang Pandang, Pemerintahan Daerah, Geografi, Peta Wilayah dan Sumberdaya dan Buku Tamu
Kemudian setelah dilakukan perhitungan ternyata Website dari Kabupaten Denpasar juga yang memiliki nilai yang lebih unggul dibandingkan dengan kedua Website lainnya, sehingga bisa dikatakan Website Kabupaten Denpasar menjadi yang terbaik dengan nilai 87%. Dapat dilihat dari ketiga data di bawah ini dengan jumlah perolehan :


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Website Kabupaten Denpasar memiliki data yang lebih lengkap dibandingkan dengan Website Provinsi Bali dan juga Kabupaten Karangasem.

Saran :
Dari analisis Website ini diharapkan bagi ke 3 Website memperbaiki kekurangan konten yang tertera pada pada unit analisis. Dan untuk Provinsi Bali, Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Karangasem untuk lebih meningkatkan kinerja pemerintahannya sehingga terjadi hubungan yang baik antara, pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat umum.




Website yang di analisis : 
http://www.baliprov.go.id/v1/ 
http://www.denpasarkota.go.id/index.php/home 
http://www.karangasemkab.go.id/index.php