Menurut sumber yang
saya baca yaitu, http://nashchanarsyad.blogspot.com/2013/06/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan.html
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan
ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
Teori kepemimpinan
situasional atauthe
situational leadership theory adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan
oleh Paul Hersey, penulis bukuSituational Leader. Dan Ken Blanchard,
pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula
buku Management of Organizational Behavior (skarang sudah terbit
dalam edisi yang ke-9).
Teori ini pada
awalnya diintrodusir sebagai “Life Cycle Theory of Leadership”. Sampai kemudian
pada pertengahan 1970an “Life Cycle Theory of Leadership” berganti dengan
sebutan “Situational Leadership Theory“. Di akhir 1970an dan awal 1980an,
masing-masing penulis mengembangkan teori kepemimpinannya sendiri-sendiri.
Hersey – mengembangkanSituational Leadership Model dan Blancard –
mengembangkan Situational Leadership ModelII.
Definisi
kepemimpinan situasional adalah “a leadership contingency theory that focuses
on followers readiness/maturity”. Inti dari teori kepemimpinan situational
adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung
dari tingkat kesiapan para pengikutnya.
Pemahaman fundamen
dari teori kepemimpinan situasional adalah tentang tidak adanya gaya
kepemimpinan yang terbaik. Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada
relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya
kepemimpinan yang tepat.
Efektivitas
kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok tapi
bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara
keseluruhan. Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada
fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik.
Dari cara pandang
ini, seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap
tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori kepemimpinan situasional bertumpu
pada dua konsep fundamental yaitu: tingkat kesiapan/kematangan individu
atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.
A. TEORI DAN ARTI
PENTING KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
“melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima
ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
TEORI-TEORI
KEPEMIMPINAN :
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
a.Seseorang
ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui
usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b.Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
b.Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
1.Teori-teori dalam
Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c) Teori
Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi
serta menurut http://audirzameitasari.blogspot.com/2014/11/resume-arti-penting-kepemimpinan-dalam.html
Arti penting
kepemimpinan adalah :
Pemimpin dikatakan
sebagai motor penggerak. Kepemimpinan dalam organisasi merupakan sesuatu yang
wajib dalam kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa
ditegakkan, sehingga tidak berlaku hukum rimba.
Tugas seorang
pemimpin adalah memahami dan menangani situasi bawahan dari seorang pemimpin
dan juga memotivasi dan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras.
Kepemimpinan dalam
organisasi sangat penting karena dalam keterampilan kepemimpinan yang baik dan
efektif membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang
kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan.
Pentingnya
kepemimpinan yang efektif memerlukan produktivitas, kepuasaan kerja, kerjasama
kelompok, kegiatan terorganisir, semangat karyawan dan koordinasi yang baik
untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.
Membangun
kepercayaan terhadap kepemimpinan adalah tugas dan tanggung jawab pemimpin.
Tanpa adanya kepercayaan, produktivitas bisa melemah, peluang-peluang
pengembangan dan perbaikan terlewatkan dan kinerja juga manjadi merosot.
Komponen-komponen
yang terdapat dalam kepimpinan yaitu adanya seorang pemimpin, kemampuan
pemimpin untuk menggerakan mencapai tujuan organisasi, pengikut orang-orang
dibawah otoritas pemimpin, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan organisasi
tempat dimana kepemimpinan berada. Sehingga, dari 5 komponen ini sangat penting
dalam organisasi tanpa ada salah satu dari komponen init maka organisasi tidak
akan berjalan semestinya mencapai suatu tujuan.
Setelah saya telaah dan saya pahami dari
sumber yang telah saya baca, saya berpendapat bahwa kepemimpinan dalam suatu
organisasi itu penting karena dengan adanya sikap kepemimpinan yang baik dari
seorang pemimpin akan mendorong suatu organisasi yang dipimpin tersebut untuk maju,
apabila seorang pemimpin tidak bersikap seperti memotivasi bawahannya maka
suatu organisasi yang dipimpinnya tersebut tidak akan mencapai suatu tujuan
yang diinginkan. Jadi arti pentingnya, kepemimpinan dari seorang pemimpin yang
baik merupakan suatu penggerak dan merupakan suatu hal yang wajib dalam
kehidupan kita agar kehidupan berjalan dengan baik dan keadilan dapat diberlakukan
dengan baik.
Dan mengenai Teori-teori kepemimpinan yang
telah saya baca pada sumber-sumber tersebut cukup beragam, ada yang berasal
dari penulis, pakar, dan lain-lain seperti contohnya “Paul
Hersey, penulis bukuSituational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan
penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula
buku Management of Organizational Behavior” teori mereka yang cukup
menarik perhatian saya adalah “Inti dari teori kepemimpinan situational adalah
bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari
tingkat kesiapan para pengikutnya.” Itu benar sekali bahwa gaya kepemimpinan
seseorang itu berbeda-beda, tergantung dari orang yang dipimpinnya itu siap
atau tidak. Kemudian, terdapat juga teori yang berasal
dari umum yang masyarakat ketahui yaitu,
a) Teori
Sifat
Teori ini mengatakan bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh sifat dan ciri dari pemimpinnya itu sendiri. Jadi
timbul pendapat bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses itu tergantung
pada kemampuan pribadi.
b) Teori
Perilaku
Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan
adalah perilaku seorang pemimpin ketika melakukan pengarahan kepada orang yang
dipimpin kebarah yang positif dan supaya mencapai tujuan. Kemudian pemimpin
memiliki deskripsi perilaku, yaitu:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung
mementingkan bawahan
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan
c) Teori
Situasional
Teori ini mengatakan bahwa Keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh ciri dan perilakunya dan disesuaikan dengan
situasi yang sedang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar