Minggu, 01 November 2015

APLIKASI SISTEM INFORMASI BERBASIS ANDROID PADA KRL COMMUTER LINE JABODETABEK DI STASIUN UNIVERSITAS INDONESIA




APLIKASI SISTEM INFORMASI BERBASIS ANDROID PADA
KRL COMMUTER LINE JABODETABEK
DI STASIUN UNIVERSITAS INDONESIA


I.                   Latar belakang

 Sistem informasi merupakan perpaduan antara teknologi informasi dengan aktivitas manusia dalam menggunakan sebuah teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam pengertian ini, sistem informasi digunakan supaya manusia dapat berinteraksi dengan teknologi salah satunya befungsi untuk menunjang sistem transportasi. Sistem transportasi yang berkembang di Indonesia diantaranya adalah sistem informasi perkeretaapian.
Perkeretaapian di Indonesia dikelola secara penuh oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kereta api penumpang di Indonesia dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan sistem kerja lokomotifnya. Yang pertama, Kereta Rel Diesel (KRD) yang merupakan rangkaian kereta api penumpang, yang pada setiap gerbong kereta terdapat penggerak berupa traksi motor pemutar roda gandar untuk menjalankan gerbong secara serempak. Sumber tenaga untuk menjalankan sistem penggerak tersebut berupa sumber listrik internal yang berasal dari pembangkit diesel yang dipasang pada setiap gerbong. Oleh sebab, itu kereta api ini disebut dengan nama Kereta Rel Diesel (KRD) dan kereta api jenis ini mampu beroperasi untuk mengangkut penumpang jarak jauh. Yang kedua, Kereta Rel Listrik (KRL), kereta ini memiliki penggerak yang sama seperti KRD dengan menggunakan traksi motor pemutar roda gandar pada setiap gerbongnya. Hanya saja sumber tenaganya berasal dari listrik eksternal yang terdapat di kolong gerbong. Yang ketiga, Kereta Diesel yang merupakan rangkaian kereta api yang ditarik oleh lokomotif dengan menggunakan mesin penggerak berupa diesel yang berbahan bakar solar. Terdapat dua jenis lokomotif diesel, yaitu Lokomotif Diesel Elektrik dan Lokomotif Diesel Hidrolik. Yang terakhir ada Kereta Uap yang merupakan rangkaian kereta penumpang yang menggunakan lokomotif uap sebagai penarik gerbongnya. Lokomotif uap bekerja dengan cara memanfaatkan tekanan uap dari ketel besar yang digunakan untuk menggerakkan piston yang akan mendorong dan menarik roda lokomotif sehingga bisa berputar.
KA Commuter Jabodetabek atau seringkali disebut KRL Commuter Line adalah kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia. KRL beroperasi di wilayah Jabodetabek sejak tahun 1976, hingga saat ini melayani rute Comuter di wilayah DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Lebak, serta Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. PT KCJ (Kereta Api Commuter Jabodetabek) pada tahun 2012 telah melakukan continual improvement atau standar kualitas dibidang pelayanan KRL Commuter Line. Dimana pada tahun tersebut telah, dilakukan persiapan penerapan sistem teknologi informasi di bidang pelayanan, seperti eticketing, prototype passenger information display (PID) pada KRL, loket dan stasiun, help desk untuk pengelolaan komplain penumpang, serta terbitnya media sosial sehingga informasi kepada penumpang cepat, tepat dan akurat.

KRL Commuter Line memiliki 10-12 gerbong dan tiap gerbongnya dapat mengangkut 125 penumpang. Tetapi, pada jam-jam tertentu KRL dapat mengangkut lebih dari 125 penumpang tiap gerbongnya dan itu sudah melewati kapasitas pada umumnya. Salah satunya rute Commuter Bogor-Jakarta, banyak masyarakat khusunya mahasiswa turun di Stasiun UI, apalagi pada hari kerja yaitu senin sampai jumat jumlah penumpang bisa melebihi batas maksimum.
Masyarakat pengguna KRL banyak yang merasa kecewa dengan pelayanan transportasi yang satu ini, salah satunya adalah kesalahan teknis pada KRL yang menyebabkan gangguan pada saat KRL sedang melaju, sehingga masyarakat yang ingin melakukan akivitas seperti, menuntut ilmu, bekerja, berbelanja dan lain-lain terhambat untuk melakukan aktivitasnya.  Tak bisa dipungkiri dalam satu gerbong KRL yang sangat padat, ada saja kesalahpahaman antar penumpang dan menimbulkan keributan mulai dari yang kecil hingga yang besar, seperti pelecehan seksual pun pernah terjadi didalam KRL yang sangat padat ini. Walaupun telah disediakan gerbong khusus wanita, tapi ada saja kaum wanita yang menaiki gerbong umum, dikarenakan gerbong wanita sudah terlalu padat.
Tidak adanya sistem yang menangani masalah tersebut, maka masayarakat yang sering mengalami pengalaman buruk di KRL merasa kebingungan, karena disisi lain KRL merupakan transportasi yang memiliki tarif murah, dan menghemat waktu dibandingkan alat transportasi umum lainnya yang terkadang sering mengalami kemacetan.
Kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan KRL dapat diatasi dengan adanya sebuah sistem yang mengatur penjadwalan keberangkatan, dan menghitung jumlah penumpang yang ada ditiap-tiap gerbong KRL sehingga penumpang dapat mengetahui jika gerbong sudah sangat penuh. Sistem ini dikemas dalam sebuah aplikasi pada smartphone, dan dapat digunakan oleh para penumpang. Masinis dan Petugas KRL pun dapat menggunakanya untuk mengetahui jumlah penumpang yang ada didalam KRL, agar mereka tidak membiarkan penumpang untuk masuk ke dalam gerbong KRL yang sudah terisi penuh. Jika aplikasi ini berjalan dengan baik, diharapkan PT KCJ dapat menambah jumlah gerbong ataupun kereta apinya itu sendiri.
Kendala dalam menjalankan aplikasi ini tedapat pada waktu untuk melakukan penelitian dan waktu dalam pengerjaan aplikasi. Kemudian, kendala dalam pembuatan alat sensor yang berguna untuk mengetahui jumlah penumpang yang ada ditiap-tiap gerbong KRL yang nantinya akan terhubung dengan aplikasi. Lalu, kendala dalam mendapatkan izin dari PT KCJ untuk memasang alat sensor, diterima atau tidaknya alat sensor ini semuanya ada pada keputusan PT KCJ apalagi pembuatan alat sensor ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

II.                Pembahasan
 
Pengguna KRL di stasiun Universitas Indonesia rata-rata adalah mahasiswa dan karyawan. Penumpang dengan keberangkatan dari Stasiun Bogor menuju ke Stasiun UI dapat menaiki KRL tujuan Jakarta Kota, Tanah Abang, Duri, dan Jatinegara. Stasiun-stasiun yang dilewati KRL untuk menuju ke Stasiun UI adalah sebagai berikut, Stasiun Bogor, Cilebut, Bojonggede, Citayam, Depok, Depok Baru, Pondok Cina, dan sampailah di Stasiun Universitas Indonesia.

Jadwal keberangkatan pertama KRL dari Bogor menuju Jakarta Kota pada pukul 05.00 WIB. Pada waktu itulah, aktivitas manusia dimulai, mulai dari menuntut ilmu, bekerja, belanja, dan lain-lain. Manusia menginginkan transportasi yang cepat, efisien dan murah. Salah satunya dengan menggunakan jasa transporatsi KRL. Namun, dalam penggunaan transporatsi KRL ini sering terjadi kekacauan karena kepadatan penumpang ditiap-tiap gerbongnya. Untuk itu sistem yang akan dibuat untuk mengatasi masalah ini haruslah memiliki poin-poin yang dibutuhkan masyarakat agar merasa nyaman didalam KRL ini.

Sistem ini dikemas dalam bentuk aplikasi berbasis Android dapat digunakan oleh siapapun, baik pengguna Android maupun iOS. Aplikasi dengan menggunakan sistem yang dapat mengatur jadwal keberangkatan, pemberitahuan jumlah penumpang yang ada ditiap-tiap gerbong KRL, dan sistem ini juga didukung dengan bahasa pemrograman XML dan Java. XML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk mendeskripsikan dan memanipulasi dokumen secara terstruktur. Dan Java adalah bahasa pemrogram berorientasi object (OOP) yang bersifat case sensitive, artinya huruf besar dan huruf kecil dibedakan. Dimana XML berfungsi untuk mendesain layout dan java berfungsi untuk pemrosesan. Jadi, untuk membuat aplikasi Android benar-benar dituntut ketelitian dalam pengetikan koding. Aplikasi ini dilengkapi dengan alat sensor yang dipasang ditiap-tiap gerbong KRL agar jika terjadi kelebihan jumlah penumpang, maka alat sensor akan berbunyi dan secara otomatis akan terhubung pada aplikasi, yang memberikan pesan pemberitahuan yang menyatakan bahwa tiap-tiap gerbong sudah terisi penuh. Aplikasi ini pun tidak berbayar, gratis bagi semua orang yang ingin mengunduh.

III.             Diskusi
Terealisasinya Aplikasi ini merupakan hal yang tidak mudah, karena mendapatkan izin dari PT KCJ cukup sulit, mulai dari pembuatan proposal, dan menjelaskan tujuan dari pembuatan aplikasi, semuanya harus dijelaskan kepada PT KCJ. Tetapi, akankah mereka mau menerima ide pembuatan aplikasi ini dan mau bekerja sama untuk jangka waktu yang lama, semua ada pada keputusan mereka
Respon tentang ide ini juga sangat dibutuhkan. Mulai dari penyebaran kuisoner, bertanya langsung dan usaha lainya untuk mendapatkan pendapat mereka. Terkadang ada saja salah satu dari mereka menganggap pembuatan aplikasi ini tidak penting dan membuang-buang biaya. Tetapi ada juga dari mereka, rata-rata kaum wanita yang mendukung pembuatan aplikasi ini, mereka beranggaapan aplikasi ini sangat dibutuhkan agar hal-hal buruk yang sering terjadi didalam KRL tidak terulang lagi.  
IV.             Kesimpulan

Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Android ini akan berjalan dengan baik pada KRL apabila pengguna aplikasi ini menggunakanya dengan baik dan tidak menyalahgunakanya. Alat sensor yang akan dipasang ditiap-tiap gerbong pun harus memiliki izin dari PT KCJ. Kerja sama yang baik dengan PT KCJ sangat dibutuhkan untuk lancarnya kelangsungan pembuatan aplikasi ini.

Diharapkan aplikasi ini sangat bermanfaat untuk masyarakat, sehingga masyarakat tidak merasa kecewa lagi dengan pelayanan KRL, dan merasa nyaman dengan alat transportasi yang satu ini. Dan diharapkan juga aplikasi dan alat sensor dapat diterapkan pada semua gerbong KRL disemua Stasiun Jabodetabek. Karena, pada saat ini sistem pembuatan aplikasi ini baru akan dicoba di Stasiun Universitas Indonesia.

V.                Daftar Referensi

Edhy Sutanta, S.T. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
https://id.wikipedia.org/wiki/KA_Commuter_Jabodetabek. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 19:24 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 19:07 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Universitas_Indonesia. Diakses pada tanggal 28 Oktober pukul 08:23 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/XML. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul 18:20 WIB.
http://yerlangga.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-dan-contoh-program-xml.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul 18:20 WIB.
http://www.bumn.go.id/keretaapi/halaman/47. Diakses pada tanggal  28 Oktober pukul 05:23 WIB.
http://www.utiket.com/id/weblog/253/empat_jenis_kereta_api_indonesia.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul 18:19 WIB.



Note : Tulisan ini secara resmi dibuat  oleh Maidzola, barang siapa yang ingin mengutip tulisan ini harap disertai dengan link postingan sebagai sumbernya, jika tidak anda sudah melakukan tindakan plagiarisme.

Selasa, 16 Juni 2015

Pendapat metode mengajar Pak Mario Zefanya, SE

Menurut saya cara mengajar pa mario cukup memberi inovasi yang baru, karena mahasiswa/i tidak merasa jenuh dan bosan dalam mata kuliah ini, dikarenakan pa mario memberi inovasi tugas yang cukup menarik. Dengan adanya performance dan presentasi, mahasiswa/i diberikan pilihan, jadi tidak monoton di satu sisi saja, sehingga mahasiswa/i terhibur. Dan komentar pa mario disetiap mahasiswa/i yang sudah tampil memberikan motivasi untuk kedepannya agar lebih baik lagi. 

10 point tentang 3 hal Di Universitas Gunadarma yang sebaiknya diadakan, diperbaiki dan ditiadakan

1.       Yang sebaiknya diadakan adalah infokus karena sangat diperlukan apabila dosen memberikan tugas presentasi, ini akan lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan ohp.
2.       Fasilitas seperti kursi mahasiswa yang perlu dicat ulang karena sudah terlalu kotor dengan adanya tangan-tangan jahil yang mencoret-coret kursi.
3.       AC yang rusak sebaiknya diperbaiki, kalau tidak bisa diganti dengan yang baru sesuai dengan biaya yang tersedia.
4.       Toilet yang memerlukan lampu, karena rata-rata lampu di toilet Gunadarma tidak berlampu.
5.       Kita juga memerlukan air yang cukup, karena air suka tidak ada apabila mahasiswa/i ingin berwudhu dan buang air.
6.       Sebaiknya mahasiswa/i yang merokok diberi peraturan agar tidak merokok di koridor kampus, agar tidak mengganggu orang-orang sekitar yang tidak menyukai bau rokok.
7.       Sampah-sampah yang terdapat di sekita elounge sangat mengganggu, dan di perlukan peraturan yang lebih tegas lagi agar tidak membuang sampah sembarangan.
8.       Mushola di kampus G, sebaiknya didirikan yang lebih besar seperti yang terdapat di kampus E.
9.       Akses studentsite yang sebaiknya diberi kecepatan yang lebih, agar mahasiswa/i dapat mengakses nilai atau tugas dengan mudah.

10.   Akses Ilab yang sebaiknya juga dipercepat karena kebanyakan mahasiswa/i malas mengikuti ILab dikarenakan aksesnya yang lambat dan sering error.

Rabu, 06 Mei 2015

Gaya Kepemimpinan Yang Akan Diterapkan Apabila Menjadi Seorang Pemimpin

Gaya Kepemimpinan Saya Yang Akan Saya Terapkan Apabila Saya Dipercaya Menjadi Seorang Pemimpin Dari Sebuah Organisasi Adalah:

Saya akan menerapkan gaya “Teman Seperjuangan” dengan rekan-rekan yang jabatannya berada dibawah saya, mengapa demikian? Karena saya berpikir bahwa kalau saya menerapkan gaya tersebut maka rekan-rekan saya tersebut tidak perlu canggung dengan kehadiran saya, jadi tidak ada batasan antara pemimpin dan orang yang akan dipimpin dengan saya. Kemudian saya akan membina mereka dengan gaya tersebut. Dengan gaya ini saya tidak perlu sungkan dengan mereka karena mereka saya anggap seperti teman yang sederajat, biasanya kalau pemimpin dengan bawahannya/orang yang akan ia pimpin akan ada suatu hubungan beda derajat, dan saya tidak ingin hal itu terjadi, kita semua itu adalah sama, yang membedakannya hanyalah jabatannya saja, dan jangan sampai dengan perbedaan ini kita menjadi tidak kompak satu sama lain dan terjadi kesenjangan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan Seseorang Didalam Organisasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok.
Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
• Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya • Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
 • Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
 • Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Pemimpin
Keberhasilan atau kegagalan dari hasil kepemimpinan seseorang dapat diukur atau ditandai oleh empat hal, yaitu : moril, disiplin, jiwa korsa (esprit de corps), dan kecakapan.
1. Moril : moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah : 1). kepemimpinan atasan. 2). kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran. 3). penghargaan atas penyelesaian tugas. 4). solidaritas dan kebanggaan organisasi. 5). pendidikan dan latihan. 6). kesejahteraan dan rekreasi. 7). kesempatan untuk mengembangkan bakat. 8). struktur organisasi. 9). pengaruh dari luar.

2. Disiplin : disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi. Cara-cara untuk memelihara dan meningkat disiplin : 1). Menetapkan peraturan kedinasan secara jelas dan tegas. 2). Menentukan tingkat dan ukuran kemampuan. 3). Bersikap loyal. 4). Menciptakan kegiatan atas dasar persaingan yang sehat. 5). Menyelenggarakan komunikasi secara terbuka. 6). Menghilangkan hal-hal yang dapat membuat bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi. 7). Menganalisa peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang sudah tidak sesuai lagi. 8). Melaksanakan reward and punishment.

3. Jiwa korsa : jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi. Ciri jiwa korsa yang baik adalah : 1). Antusiasme dan rasa kebanggan segenap anggota terhadap organisasinya. 2). Reputasi yang baik terhadap organisasi lain. 3). Semangat persaingan secara sehat dan bermutu. 4). Adanya kemauan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 5). Kesediaan anggota untuk saling menolong.

4. Kecakapan : kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas.
Setiap pemimpin perlu menentukan corak dan gaya kepemimpinannya agar nampak seni kepemimpinannya dalam memimpin. Corak dan gaya kepemimpinan dapat terlihat dari sikap pemimpin, yaitu sebagai : Pemimpin, Guru, Pembina, Bapak dan Teman Seperjuangan.
Sebagai Pemimpin. Pemimpin harus mampu memberikan bimbingan/tuntunan yang diperlukan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan dalamperkataan, perbuatan, menimbulkan dan memelihara kewibawaan serta mampu melahirkan Pemimpin baru.
Sebagai Guru. Pemimpin harus berusaha meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan anggotanya baik perorangan maupun dalam hubungan kelompok. Memiliki kesabaran dan ketenangan dalam mendidik dan melatih.
Sebagai Pembina. Pemimpin senantiasa berusaha agar organisasi dalam melaksanakan tugasnya selalu berhasil guna dan berdaya guna. Dalam usaha pembinaan selalu diarahkan kepada peningkatan dan pemeliharaan unsur personil, materil dan kemampuan operasionalnya. Selain itu pemimpin harus menguasai makna fungsi pembinaan yang meliputi perencanaan, penyusunan, pengarahan dan pengawasan.
Sebagai Bapak. Pemimpin harus berperilaku sederhana, mengenal setiap anggota bawahan, bersikap terbuka dan ramah, mengayomi, bijaksana tetapi tegas, adil, mendorong dan berusaha meningkatkan kesejahteraan anggota bawahan baik materiel maupun spirituil.
Sebagai Teman Seperjuangan. Dalam keadaan suka dan duka, pemimpin dan bawahan merasa senasib sepenanggungan dan saling membantu, serta bersedia berkorban demi kepentingan bersama.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin(leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Sejalan dengan pendapat Hadari tersebut, Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33) selanjutnya merinci faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
a.    harus menguasai bidang kerjanya (tanpa kecuali)
b.    bersikap ulet
c.    diimbangi dengan keluwesan
2. Melalui orang lain
a. mampu berorganisasi
b. mampu berkomunikasi
c. bersikap manusiawi
3. Dalam kerangka tanggungjawab
a.  melakukan tanggungjawab secara proporsional
b.  dapat dipercaya
c.  berjiwa stabil
4. Disertai dengan kepribadian
a. dapat memelihara dan mengembangkan entusiasme
b. bersikap tanggap
c. dan tenang
5. Dan pengendalian ke dalam
a. bersikap obyektif
b. mampu mengkoreksi diri
c. merasa dapat diganti
6. Dengan keseimbangan dalam pertimbangan
a. keseimbangan antara keuletan dan pengertian
b. keseimbangan antara pengetahuan dan tindakan
c. kesimbangan antara kemajuan dan etika
7.  Dan kelebihan dalam wawasan
a. dalam membawakan produktivitas kerja pegawai
b. dalam menjangkau gambaran masa depan
c. Ketangguhan dalam menghadapi tantangan berat
Dan pendapat saya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dari sumber yang telah saya baca yaitu, terdapat faktor-faktor yang berasal dari “Hadari (2003;70) dan Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33)” keduanya sama sama ingin agar gaya seorang pemimpin dapat memajukan organisasinya agar mencapai tujuanya. Kemudian ada Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Pemimpin, antara lain:
1.      Moril
Moril adalah dimana keadaan mental kita yang mempengaruhi kemauan untuk melakukan suatu kegiatan dan akan memberikan pengaruh kepada hasil akhir dari kegiatan tersebut.
2.      Disiplin
Disiplin adalah sikap disiplin dan ikhlas terhadap perintah dari seorang pemimpin.
3.      Jiwa korsa  
Jiwa korsa adalah suatu perasaan bangga dan semangat yang terdapat pada seorang anggota dan pemimpinnya.
4.      Kecakapan
Kecakapan adalah, bisa atau tidaknya seseorang dalam mengerjakan tugas tertentu dengan hasil yang cukup memuaskan dengan menggunakan waktu se efektif mungkin.


Jadi, sebenarnya faktor-faktor yang saya baca cukup banyak tapi inti dari semua itu adalah ingin memajukan seorang pemimpin agar dapat membuat anggotanya mencapai tujuan yang jelas.

Teori Dan Arti Penting Dari Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Teori kepemimpinan 
situasional atauthe situational leadership theory adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis bukuSituational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of Organizational Behavior (skarang sudah terbit dalam edisi yang ke-9).
Teori ini pada awalnya diintrodusir sebagai “Life Cycle Theory of Leadership”. Sampai kemudian pada pertengahan 1970an “Life Cycle Theory of Leadership” berganti dengan sebutan “Situational Leadership Theory“. Di akhir 1970an dan awal 1980an, masing-masing penulis mengembangkan teori kepemimpinannya sendiri-sendiri. Hersey – mengembangkanSituational Leadership Model dan Blancard – mengembangkan Situational Leadership ModelII.
Definisi kepemimpinan situasional adalah “a leadership contingency theory that focuses on followers readiness/maturity”. Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.
Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional adalah tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik. Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang tepat.
Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan.   Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik.
Dari cara pandang ini, seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental yaitu: tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.

A. TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN :
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
a.Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b.Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
1.Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi
Arti penting kepemimpinan adalah :
Pemimpin dikatakan sebagai motor penggerak. Kepemimpinan dalam organisasi merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga tidak berlaku hukum rimba.
Tugas seorang pemimpin adalah memahami dan menangani situasi bawahan dari seorang pemimpin dan juga memotivasi dan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras.
Kepemimpinan dalam organisasi sangat penting karena dalam keterampilan kepemimpinan yang baik dan efektif membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan.
Pentingnya kepemimpinan yang efektif memerlukan produktivitas, kepuasaan kerja, kerjasama kelompok, kegiatan terorganisir, semangat karyawan dan koordinasi yang baik untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.
Membangun kepercayaan terhadap kepemimpinan adalah tugas dan tanggung jawab pemimpin. Tanpa adanya kepercayaan, produktivitas bisa melemah, peluang-peluang pengembangan dan perbaikan terlewatkan dan kinerja juga manjadi merosot.
Komponen-komponen yang terdapat dalam kepimpinan yaitu adanya seorang pemimpin, kemampuan pemimpin untuk menggerakan mencapai tujuan organisasi, pengikut orang-orang dibawah otoritas pemimpin, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan organisasi tempat dimana kepemimpinan berada. Sehingga, dari 5 komponen ini sangat penting dalam organisasi tanpa ada salah satu dari komponen init maka organisasi tidak akan berjalan semestinya mencapai suatu tujuan.
Setelah saya telaah dan saya pahami dari sumber yang telah saya baca, saya berpendapat bahwa kepemimpinan dalam suatu organisasi itu penting karena dengan adanya sikap kepemimpinan yang baik dari seorang pemimpin akan mendorong suatu organisasi yang dipimpin tersebut untuk maju, apabila seorang pemimpin tidak bersikap seperti memotivasi bawahannya maka suatu organisasi yang dipimpinnya tersebut tidak akan mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Jadi arti pentingnya, kepemimpinan dari seorang pemimpin yang baik merupakan suatu penggerak dan merupakan suatu hal yang wajib dalam kehidupan kita agar kehidupan berjalan dengan baik dan keadilan dapat diberlakukan dengan baik.
Dan mengenai Teori-teori kepemimpinan yang telah saya baca pada sumber-sumber tersebut cukup beragam, ada yang berasal dari penulis, pakar, dan lain-lain seperti contohnya “Paul Hersey, penulis bukuSituational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of Organizational Behavior” teori mereka yang cukup menarik perhatian saya adalah “Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.” Itu benar sekali bahwa gaya kepemimpinan seseorang itu berbeda-beda, tergantung dari orang yang dipimpinnya itu siap atau tidak.  Kemudian, terdapat juga teori yang berasal dari umum yang masyarakat ketahui yaitu,
a)      Teori Sifat
Teori ini mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat dan ciri dari pemimpinnya itu sendiri. Jadi timbul pendapat bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses itu tergantung pada kemampuan pribadi.
b)     Teori Perilaku
Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan adalah perilaku seorang pemimpin ketika melakukan pengarahan kepada orang yang dipimpin kebarah yang positif dan supaya mencapai tujuan. Kemudian pemimpin memiliki deskripsi perilaku, yaitu:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan
c)      Teori Situasional

Teori ini mengatakan bahwa Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh ciri dan perilakunya dan disesuaikan dengan situasi yang sedang dihadapi.

Sabtu, 11 April 2015

pengalaman pribadi saat berada didalam suatu kelompok

“pengalaman pribadi saat berada didalam suatu kelompok”
Sewaktu saya duduk dibangku sekolah menegah pertama saya pernah mengikuti ekstrakulikuller karya tulis, sewaktu itu saya mengikuti berbagai kegiatan tentang karya tulis. Didalam kelompok tersebut saya mendapat pelajaran bagaimana caranya membuat cerita pendek, memang kelompok yang saya ikuti adalah karya tulis bagi pecinta cerita pendek bukanlah karya tulis ilmiah, tetapi saya banyak mendapatkan pengalaman bagaimana serunya dalam membuat cerpen. Keputusan yang saya ambil adalah keputusan rutin yaitu keputusan yang berulang-ulang. Dan untuk kelangsungan kelompok ini saya mengembangkan sikap kekompakan, dengan adanya kekompakan maka kelompok ini akan terus berjalan dengan baik dan tidak berhenti dijalan karena ala an kurang adanya kekompakan maupun kurang adanya inisiatif dari anggota kelompok ini.

Kemudian sewaktu saya naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu sekolah menengah atas, saya mengikuti ekstrakulikuler paduan suara. Awalnya saya hanya iseng dan coba-coba saja karena suara saya pun tidak begitu merdu seperti anak-anak yang lainya, tetapi saat dites untuk masuk kedalam eksul tersebut ternyata saya lolos dan berhak mengikuti eskul tersebut, kemudian hampir setengah semester saya mengikuti eskul ini, didalam kelompok paduan suara ini kita dijunjung untuk saling kompak dan disiplin, karena kegitan yang kita lakukan tak lepas dari solid atau tidaknya anggota, dan apabila ada lomba kita diwajibkan untuk disiplin dan kompak agar lomba yang kami ikuti dapat berjalan dengan lancer dan mendapat hasil yang memuaskan. Dan sama seperti di sekolah menengah pertama, saya di eskul ini juga mengambil keputusan rutin.